GA _We4Jet – Saat ini, kita sering melihat dominasi laki-laki dalam berbagai posisi kekuasaan dan pengaruh, baik aspek sosial, ekonomi, maupun politik. Dominasi ini sering menimbulkan ketimpangan dalam pembagian peran antara laki-laki dan perempuan. Keputusan-keputusan penting sering kali diambil oleh laki-laki tanpa mempertimbangkan suara perempuan. Contohnya, dalam rapat desa, jumlah peserta laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Bahkan, perempuan yang lebih sering berperan sebagai penyedia konsumsi (seperti membuat kopi, dll.) ketimbang terlibat aktif dalam rapat dan menyampaikan pendapat.at dominasi laki-laki dalam berbagai posisi kekuasaan dan pengaruh, baik aspek sosial, ekonomi, maupun politik. Dominasi ini sering menimbulkan ketimpangan dalam pembagian peran antara laki-laki dan perempuan. Keputusan-keputusan penting sering kali diambil oleh laki-laki tanpa mempertimbangkan suara perempuan. Contohnya, dalam rapat desa, jumlah peserta laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Bahkan, perempuan yang lebih sering berperan sebagai penyedia konsumsi (seperti membuat kopi, dll.) ketimbang terlibat aktif dalam rapat dan menyampaikan pendapat.
Fenomena ini juga tercermin dalam kehidupan keluarga. Laki-laki dianggap hanya bertanggung jawab mencari nafkah, sementara perempuan mengurus pekerjaan domestik di rumah seperti mencuci, memasak, mengasuh anak, dan sebagainya. Banyak laki-laki yang enggan melakukan pekerjaan domestik. Itu dianggap tugas perempuan.
Ironisnya, pekerjaan domestik yang dilakukan perempuan sering kali dianggap remeh dan tidak bernilai. Padahal jika pekerjaan tersebut dikonversi menjadi uang, nilainya bisa jauh lebih besar dari pekerjaan laki-laki. Pekerjaan mencuci, memasak, mengasuh anak, dan sebagainya, jika dilakukan oleh orang lain, tentu akan membutuhkan biaya yang besar. Belum lagi, perempuan sering menghadapi tantangan lain, seperti kehabisan sumber energi (gas atau listrik) di rumah, yang dapat menambah beban kerja mereka.
Menyediakan sumber energi bersih yang mudah diakses dan terjangkau merupakan solusi penting untuk mengurangi beban kerja yang dihadapi oleh perempuan. Perempuan yang sering kali terlibat langsung dalam pemanfaatan dan pengelolaan energi sehari-hari akan merasakan manfaat besar dari ketersediaan energi bersih ini. Dengan demikian, beban kerja mereka bisa berkurang, memberikan lebih banyak waktu dan tenaga untuk fokus pada aktivitas lain yang lebih produktif dan mendukung peningkatan kualitas hidup mereka.
Untuk itulah pelatihan Gender dan Transisi Energi untuk Laki-Laki menjadi penting. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan kesadaran kepada laki-laki tentang pentingnya berbagi peran dalam rumah tangga, serta memperkenalkan konsep kesetaraan gender dan hubungannya dengan transisi energi yang dapat megurangi beban kerja perempuan dan menciptakan lingkungan yang sehat.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang kesetaraan gender, khususnya mengenai pentingnya berbagi peran didalam keluarga. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah penyampaian materi yang mengajak para laki-laki untuk lebih memahami peran mereka dalam mendukung kesetaraan gender di rumah tangga.
Dengan menganalisis studi kasus yang menggambarkan tantangan yang dihadapi perempuan, hal ini dapat meningkatkan kesadaran laki-laki tentang beban pekerjaan yang dilakukan perempuan sehari-hari dan risiko yang mereka hadapi, baik di rumah tangga maupun dalam kehidupan sosial dimasyarakat.
Menonton video tentang ketimpangan peran dalam keluarga, menunjukkan betapa melelahkannya pekerjaan perempuan. Peserta diminta mencatat aktivitas selama 24 jam untuk memetakan perbedaan beban kerja yang dialami oleh laki-laki dan perempuan dalam kehidupan sehari-hari.
Diakhiri dengan menuliskan sosok idola yang dapat menjadi teladan dalam menjalani peran rumah tangga serta nilai-nilai positif dari orang tua yang dapat dijadikan panduan untuk mendidik anak-anak dan menjadi orang tua yang baik.
Berbagi peran dan saling menghargai sangatlah penting untuk menciptakan kesetaraan gender dan mengakhiri ketidakadilan yang dialami perempuan. Dengan demikian, kita dapat membangun hubungan yang lebih harmonis dan sehat, baik dengan keluarga maupun masyarakat.(gantb)