“Memantu Capaian Program We for Jet”

GA NTB (WeforJet) – Gema Alam NTB menggelar rapat koordinasi dalam pelaksanaan program We for Jet bersama beberapa OPD di Kabupaten Lombok Timur. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin, 29 Januari 2024 yang berlokasi di ruang rapat Bappeda Kabupaten Lombok Timur. Tujuan kegiatan ini adalah menyampaikan hasil pelaksanaan program We for Jet, memetakan kontribusi program We for Jet atau irisan capaian dengan program-program pemerintah.

Kegiatan ini dihadiri oleh Bappeda, DP3AKB, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, Dinas Sosial, desa Rarang, desa Tete Batu Selatan, CO (community organizer) dari masing – masing desa lokasi program We for Jet, Lombok Post, Selaparang TV dan Ditaswara.com.

Rakor ini dimaksudkan untuk melihat capaian program We for Jet selama 6 bulan pelaksanaan yang dimulai dari bulan Juli 2023 – Januari 2024 dan juga sabagai ajang pelaporan kepada OPD terkait apa yang sudah dilakukan oleh Gema Alam.

Kegiatan ini dibuka oleh kepala Bidang Pemerintahan  dan Pembangunan  Manusia (P2M), M. Khairul Fathi mewakili kepala Bappeda Lombok Timur. Dalam pembukaannya beliau mengatakan alhamdulillah kami lihat isu yang dibawa ini terkait dengan isu global, nasional dan daerah, yang sepertinya teman – teman Gema Alam sudah mulai menginisiasinya karena terkait dengan bagaimana transisi energi, bagaimana perubahan dasar dari energi fosil menuju energi hijau, tapi konsep kegiatan ini disandingkan dengan bagaimana kepemimpinan perempuan sehingga ini sangat penting untuk Lombok Timur. Menurutnya dalam konsep perencanaan pembangunan harus memperhatikan aspek pemenuhan hak asasi manusia dan aspek penyelamatan lingkungan.

Untuk lebih memahami dan mengetahui capaian program We for Jet selama 6 bulan, program manajer Muhammad Juaini, menampilkan semua kegiatan dan hasil capaiannya kepada stakeholder terkait yang hadir dalam kegiatan rapat koordinasi, mulai dari inisiasi program sampai kepada kebijakan pendukung dalam transisi energi ini. Hingga sampai kepada menampilkan hasil pendataan disabilitas yang begitu rinci dan beragam ini menjadi poin penting dalam rakor ini.

Menanggapi capaian program ini kepala bidang P2M Bappeda mengakui, bahwa pemerintah kabupaten Lombok Timur masih sangat lemah dalam hal pendataan disabilitas, terkait dengan kebutuhannya juga. Sehingga berharap dari 2 desa ini bisa diberikan gambaran yang bisa jadi replikasi untuk desa -desa yang lain di Lombok Timur, yang terpenting data, gambaran peta yang jelas terkait dengan disabilitas, “imbuhnya. Harapannya kelak dapat mereplikasi hal – hal baik yang sudah dilakukan oleh Gema Alam,  kita anggap saja program ini adalah pilot project di Lombok Timur untuk pendataan disabiitas, “sambungnya.

Hal serupa diperkuat lagi oleh pernyataan sekretaris Dinas LHK, tidak ada OPD yang mempunyai data spasial seperti apa yang ditampilkan tadi oleh Gema Alam, saran kami kedepan mungkin lebih banyak melibatkan OPD yang bersinggungan dengan program ini, misalnya tadi banyak tentang kesehatan disabilitas jadi harus melibatkan Dikes, Disnakertrans, Dukcapil maupun Dinas PMD.

Hal senada diungkapkan juga oleh DP3AKB terkait dengan pendataan disabilitas, perlu disosialisakan aplikasi ini ke OPD, kita kesulitan dengan data disabilitas sehingga kita belum bisa programkan secara luas, “akunya. Menurut program manajer terkait dengan persoalan data disabilitas, intinya mereka (disabilitas) punya keteramplilan, tetapi belum terdata di desa bukan pemdesnya tidak peduli tetapi karena perspektifnya belum terbangun dan belum mengetahui ragam disabilitas. Pernyataan ini diperkuat oleh ketua Gema Alam NTB, Haiziah Gazali bahwa sejauh ini menjadi titik fokus Gema Alam sendiri adalah bagaimana membangun sumber daya manusia (SDM), terutama perempuan, disabilitas dan kelompok rentan lainnya, yang menjadi pekerjaan rumah (PR) besar bersama.”

Dari enam bulan kami melaksanakan program ini dan memang ini menjadi PR besar buat kita dan pemerintah dalam memperkuat SDM dari kelompok rentan perempuan dan disabilitas itu,” katanya. Gema Alam menilai bahwa selama ini perspektif banyak orang dan pemerintah terkait disabilitas perlu dibuka kembali. Setelah dilakukan pengecekan dan pendataan terhadap penyandang disabilitas itu disebutnya bahwa pemerintah desa sebelumnya telah memiliki data namun hanya melihat dari segi fisik saja. Sedangkan lansia dan penderita stroke bahkan ODGJ tidak dimasukkan kedalam data tersebut.

Harapan kabid P2M, capaian program We for Jet dari Gema Alam ini selaras dengan tujuan pembangunan di kabupaten Lombok Timur dan lebih komplit akan jumlah ataupun luas spesifikasi yang didapatkannya. “Gema Alam ini membantu Pemda lebih tajam memahami situasi yang dibutuhkan perempuan dan disabilitas di dua lokasi program yaitu desa Rarang dan desa Tete Batu Selatan.

Jika program ini terus berjalan dengan baik, ia berharap agar program ini juga diaplikasikan ke desa-desa lain di Lotim. Sehingga untuk rakor berikutnya Gema Alam diharapkan untuk menghadirkan pihak dari Dinas PMD, Dinas Kesehatan, Dukcapil dan Disnakertrans. “Ketika nanti kegiatan-kegiatan ini dibutuhkan untuk replikasi jadi OPD – OPD lainnya sudah satu pemahaman,” imbuhnya. (gantb)