Mengawali tahun baru 2020, pemdes Jurit Baru memfasilitasi kelompok perempuan dalam pelatihan pengolahan potensi lokal yaitu pengolahan Pisang menjadi makanan yang lebih bernilai ekonomis. Sejatinya pelatihan ini dilakukan pada tahun 2019 yang lalu, namun karena berbagai kesibukan dari pemdes dan kelompok akhirnya pelatihan ini ditunda sampai tahun ini. Sehingga pada hari Kamis, 2 Januari 2020 bertempat di dusun Dasan Paok, akhirnya pelatihan ini bisa terlaksana. Pada tahun 2019 yang lalu, pemerintah desa Jurit Baru juga melakukan hal yang sama terhadap kelompok perempuan di desa yaitu pelatihan pengolahan sampah. Pemerintah desa Jurit Baru sangat mendukung apa yang dilakukan oleh kelompok perempuan di desa.
Pelatihan ini melibatkan 30 orang perempuan yang merupakan perwakilan dari Sembilan dusun di desa Jurit Baru termasuk juga anggota dan pengurus kelompok perempuan kritis dan kreatif (KPKK). Pelatihan ini juga dihadiri oleh perwakilan dari pemerintah desa yaitu Pak Wildan kaur perencanaan sekaligus yang bertanggung jawab dan terus mengawal pelaksanaan pelatihan. Fasilitator dalam pelatihan ini yaitu Nani Mulyana berasal dari desa Beririjarak yang merupakan community organizer (CO) perempuan binaan dari Gema Alam NTB.
Tujuan dari pelatihan ini adalah menjadikan perempuan lebih mandiri dan kreatif dalam mengolah potensi lokal yang ada. Menurut salah seorang anggota KPKK “Indrawati”, Pisang sangat laku baik saat musim ataupun tidak. Tetapi harganya tidak seberapa (murah). Mengapa sangat laku? Karena di luar sana juga mungkin mengolahnya. “Nah” kita sebagai sumbernya mengapa tidak mengolahnya sendiri. Mengapa memilih Pisang? Karena Pisang ada di setiap dusun. Pisang merupakan potensi yang banyak selain Nanas yang dimiliki oleh desa Jurit Baru. Pelatihan kali ini mengajarkan kelompok perempuan membuat makanan olahan dari tepung Pisang yaitu Kukis Pisang.
Tiga hari sebelum pelatihan, kelompok sudah menyiapkan tepung Pisang yang sudah dihaluskan sebelumnya, sehingga pada hari pelatihan tidak direpotkan dengan membuat tepungnya terlebih dahulu. Setelah semua bahan disiapkan oleh kelompok, barulah diajarkan membuat makanan olahan dari tepung pisang oleh fasilitatornya. Alhasil makanan yang dihasilkan dari tepung Pisangnya berubah menjadi makanan olahan yang enak dengan aroma Pisangnya yang harum.
Manfaat yang dirasakan oleh kelompok perempuan terhadap pelatihan ini menurut ketua KPKK “Hidayati bisa mengolah pisang menjadi tepung kemudian membuatnya menjadi kukis, meski belum bisa secara maksimal. Sedangkan menurut anggota yang lain “saya pribadi terkait pelatihan pengolahan pisangnya sangat bermanfaat karena dengan adanya pelatihan tersebut membuka mindset 30 perempuan desa Jurit Baru yang ikut pelatihan, bagaimana mengolah pisang supaya lebih tahan lama dan memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi?. Bahkan ada sebagian peserta yang mau langsung action untuk menggeluti itu sebagai usaha sampingan karena bahannya praktis dan mudah didapat serta mempunyai kandungan yang baik untuk kesehatan “ujarnya”.
Menurut Pak Wildan kaur perencanaan di desa Jurit Baru “alhamdulillah pemdes sangat mengapresiasi kegiatan tersebut atas ide – ide kreatif kelompok perempuan ini, pelatihan ini sangat bermanfaat untuk terus mengasah ketermpilan para perempuan di desa Jurit Baru. Harapan kami dari pemdes untuk kelompok perempuan, semoga selalu ada alokasi dana untuk kegiatan lain seperti ini kedepan. Harapan dari ketua KPKK Hidayati terhadap kelompok maupun pemdes, semoga semakin bisa untuk mengolah setiap potensi yang ada di desa dan bisa menjdakin peluang usaha untk setiap orang khusunya perempuan yang tidak memilki pekerjaan. Kami masih sangat mengharapkan banyak dukungan lagi dari pemdes terkait dengan peralatan, “kami masih belum punya” pungkasnya”. (ary/gantb)