Dalam kunjungannya ke Lombok beberapa waktu yang lalu, Biro Perencanaan Kemensos RI dan Oxfam berdiskusi dengan kelompok laki – laki baru (LLB), bertempat di kantor desa Jurit Baru. Diskusi ini dihadiri langsung oleh kepala desa Jurit Baru, kaur perencanaan, perwakilan kepala wilayah desa setempat, kelompok LLB desa Beririjarak dan Gema Alam NTB.
Tujuannya adalah untuk melihat bagaimana dukungan kelompok laki – laki terhadap kelompok perempuan dalam peningkatan ekonomi dan kepemimpinan perempuan. Dari pihak Kemensos RI menanyakan apakah selama ini program yang dijalankan oleh mitra Oxfam berkontribusi bagi desa? Diakui oleh kepala desa bahwa, selama ini program sangat berkontribusi bagi desa, terutama begaimana memberikan kami pemahaman tentang kesetaraan gender. Kami bersyukur adanya program ini, kami bisa melihat dan mengerti bahwa keterlibatan perempuan dalam pembangunan di desa berkontribusi pada kemajuan desa. Apalagi setelah kami diberikan pemahaman oleh Gema Alam, bahwa perempuan harus dilibatkan dalam setiap perencanaan di desa, baik mulai dari musyawrah dusun maupun dalam musrenbangdesa, tuturnya”.
Menurut salah seorang kepala wilayah desa setempat, program yang dijalankan oleh Gema Alam telah memberikan perubahan besar bagi saya “ungkapnya”. Dia bercerita sebelum disentuh oleh program, dia berasal dari keluarga yang sangat kental adat istiadatnya (patriarki). Dalam keluarganya bahwa sorang ayah tidak diperkenankan menggendong anak, apalagi itu anak perempuan, orang tuanya sendiri sangat menentang saat dia menggendong anaknya, biarlah itu menjadi pekerjaan istri ungkapnya menirukan apa yang disampaikan ayahnya. Tetapi dia tidak peduli apa yang dikatakan ayahnya maupun tetangganya. Justru dia menjadi contoh bagi laki – laki di lingkungannya dan dia sangat mendukung segala apa yang dilakukan oleh istrinya.
Salah satu kaur desa juga yang secara tidak langsung menerima manfaat program, membagikan pengalamannya dalam keluarga. Segala aktifitas di rumah tangganya diselesaikan secara bersama – sama dengan istrinya. Awalnya dia sangat terpaksa mengerjakan pekerjaan domestik, tapi lama kelamaan dia sangat senang dan menikmati pekerjaan tersebut. Soal kesempatan yang diberikan kepada istrinya, dia memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada istrinya untuk bisa belajar meskipun itu informal. Kepala desa mengatakan sakarang kesempatan bagi perempuan untuk memperolah hak dasar seperti pendidikan dan kesehaatan sama dengan laki – laki. Justru sekarang perempuan yang lebih banyak mengeyam pendidikan sampai jenjang strata satu.
Diakhir diskusi pihak Kemensos RI menanyakan peningkatan kapasitas apa yang dibutuhkan kedepan oleh desa? kelompok laki – laki menginginkan adanya pelatihan kepemimpinan perempuan supaya para perempuan di desa semakin percaya diri, selain itu pemerintah desa Jurit Baru berkomitmen akan mendukung penuh apa yang menjadi kebutuhan kelompok perempuan. (gantb/ary)