Sejak tahun 2018 Koperasi Hijau Gema Alam NTB bekerjasama dengan Global Micro Initiative (GMI) telah menggulirkan dana bergulir kepada 31 orang. Program ini menyasar pengusaha kecil yang tidak dapat mengakses modal perbankan, seperti pedagang bakulan dan warung, di sini kami menyebutnya “mitra”. Program ini tidak hanya memberikan kredit modal tetapi juga membantu penguatan kapasitas untuk memastikan usaha berjalan. Oleh karena itu, Koperasi Hijau Gema Alam tidak hanya memerankan diri sebagai pemberi pinjaman, tetapi juga berupaya memberikan pendampingan secara reguler.
Tidak semua mitra mampu menjalankan usahanya dengan baik, sebagian besar mereka masih tertatih, tidak ada perkembangan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari kondisi modal usaha yang tidak bertambah, fasilitas dan peralatan usaha yang masih tetap sama sebagaimana sebelumnya. Dari pendapatan, peningkatannya sangat kecil. Dari hasil monitoring selama melakukan pendampingan, hal ini disebabkan karena mitra semuanya belum memiliki perencanaan usaha. Mereka tidak memiliki gambaran masa depan terhadap usaha yang dijalankan, sehingga tidak ada prioritas, mereka tidak memiliki rencana usaha yang harus didahulukan untuk dibangun.
Koperasi Hijau memandang bahwa mitra membutuhkan peningkatan kapasitas dalam hal manajemen usaha. Hal inilah yang kemudian mendorong dilakukannya pelatihan manajemen usaha pada tanggal 9 – 10 maret 2019 yang lalu. Sebagai tindak lanjut dari pelatihan tersebut, koperasi hijau secara pelan-pelan mengarahkan mitra untuk membuat “perencanaan usaha”, karena pada prakteknya tidaklah mudah sebagaimana saat pelatihan, masih membutuhkan kesabaran memberikan pemahaman. Problem lemahnya kemampuan mitra dalam membuat perencanaan usaha merupakan salah satu faktor penting yang menghambat pergerakan usaha mitra. Akan tetapi, melihat praktek usaha mitra, secara lebih khusus, ternyata mereka juga mengalami kesulitan dalam mengelola keuangan keluarga dan hasil usaha.
Untuk itu, Koperasi Hijau Gema Alam NTB dengan dukungan Global Micro Initiative kembali memberikan pelatihan bagi para mitranya. Kali ini pelatihan tersebut lebih ditekankan pada tentang manajeman keuangan. Tujuan dari pelatihan ini adalah memberikan pengetahuan kepada mitra usaha agar memiliki pengetahuan teknis bagaimana mengelola keuangan usaha dan rumah tangga. Pelatihan ini dilaksanakan selama 2 hari mulai dari tanggal 16 – 17 Juli 2019 berlokasi di Lesehan Sekar Asri Kelurahan Sekarteja. Pelatihan ini diikuti oleh 30 orang yang terdiri dari 21 orang mitra usaha, 4 orang staff Koperasi Hijau dan 5 orang staff Gema Alam.
Kegiatan ini difasilitasi oleh Muhammad Juaini koordinator Konsorsium ADARA NTB dan bertindak sebagai narasumber adalah Dr.Ir.Tajidan, MS dari Universitas Mataram sekaligus sebagai seorang pelaku usaha. Dalam pelatihan ini, para peserta diajarkan bagaimana menciptakan uang bukan mencari uang, bagaimana mencatat pengeluaran dan pemasukan dari setiap transaksi dan yang menarika juga bagaimana mengulas kembali tentang pelajaran di SMA yaitu soal buku kas, ternyata dalam setiap usaha harus memahami dan memiliki pencatatan di dalam buku kas tersebut, supaya setiap transaksi ada catatannya, apalagi dalam usaha kelompok sebagai bentuk pertanggung jawaban kepada anggota kelompok. Harapan dari kegiatan ini adalah dapat memberikan pengetahuan teknis kepada mitra usaha bagaimana mangatur keuangan usaha dan keluarga sehingga dapat menabung meskipun kondisi keuangan yang sangat terbatas.
Dan yang sangat penting juga, bagaimana peserta diingatkan soal bagaimana mengelola keuangan usaha dan rumah tangga, ini jangan sampai dicampur aduk, sehingga nanti tidak bingung, mana modal untuk usaha dan mana modal untuk kebutuhan rumah tangga. Untuk memudahkan peserta memahami soal keuangan, mereka diajak melakukan simulasi tentang bagaimana menghitung kekayaan, menghitung piutang dan menabung, dengan begitu para peserta akan mudah menyerap ilmu yang disampaikan narasumber. Dari hasil simulasi yang diberikan, ternyata para peserta sudah memilki pemahaman yang merata soal pembukuan keuangan. Tinggal bagaimana pengaflikasiannya dalam kehidupan sehari – hari.