Pada hari Rabu, 10 Juli 2019, Muslihan, staff Koperasi Hijau Gema Alam berkunjung ke salah satu nasabah Koperasi Hijau di tempatnya berjualan di desa Tebaban Kecamatan Suralaga. Maksud dan tujuannya adalah untuk menerima setoran bulan ke- dua dari nasabah tersebut, dia adalah Sumianti.
Sumianti adalah salah satu perempuan yang mendapat pinjaman dari Koperasi Hijau Gema Alam . Dia adalah seorang ibu rumah tangga mempunyai 2 orang anak, laki-laki dan perempuan yang berumur 5 tahun dan 10 bulan. Selain menjadi ibu rumah tangga dia juga berjualan pakaian anak – anak, perlengkapan bayi dan pakaian dalam orang dewasa. Awal ibu Sumianti berjualan ketika dia baru menikah dan ikut membantu ibu nya berjualan di pasar setiap pagi. Lama – kelamaan dia berkeinginan untuk berjualan sendiri, modal awalnya dulu hanya Rp 1.000.000. Hasil penjualan yang diterima perbualan sekitar ± Rp 2.500.000. Tetapi setelah dia mengandung anak yang kedua dia berhenti berjualan karena sering mengalami sakit – sakitan selama kehamilan sampai anaknya lahir. Dia memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sehari – hari dari hasil suaminya yang seorang tukang servis elektronik.
Perkembangan usahanya saat ini setelah mendapat pinjaman dari Koperasi Hijau Gema Alam NTB.
- Dia mulai berjualan keliling lagi menggunakan sepeda motor (Tosa). Selama bulan puasa, setiap hari dia mendapat penghasilan sebesar Rp 700.000 – Rp 800.000/hari, karena waktu tersebut ramai orang yang berbelanja, apalagi kalau pas mendekati hari lebaran dia mendapat penghasilan sampai Rp 1.000.000/hari.
- Pada bulan Juli ini, dari keuntungannya berjualan dia sudah bisa membelikan anaknya perhiasan kalung mas, karena dia menganggap perhiasan merupakan sebagai tabungannnya, seperti katannya kalau uang ditabung akan cepat habis, tetapi kalau perhiasan di sini kita melihat hasil kerja kita katanya.
- Saat ini barang dagangannya juga semakin bertambah.
Kendala yang sering dihadapi:
- Pada musim hujan tidak bisa berjualan, karena dia adalah pedagang pakaian keliling.
- Jikalau anaknya sedang sakit
Solusinya:
- Ketika musim hujan biasanya dia tetap pergi berjualan, tetapi disiasati dengan menggunakan jas hujan atau memakai terpal untuk menutupi barang – barangnya supaya tidak basah dan akan sangat berpengaruh karena pembeli menjadi sepi atau berkurang.
- Kalau anaknya sedang sakit biasanya suaminya saja yang pergi berjualan atau menitip anaknya di saudara.
Penjualan meninggkat pada bulan atau musim-musim tertentu misalnya.
- Musim Tembakau
- Musim panen padi
- Musim sayur – mayur
- Musim haji
- Musim panas dan pada saat masyarakat mendapat PKH