Kain dan syal tenun cantik ini dihasilkan dari tangan-tangan para penyintas gempa Lombok tepatnya penyintas di Dusun Kodrat Desa Sembalun Lawang Kecamatan Sembalun.
Inaq Nadia, salah satu penyintas yang paska gempa Lombok menggantungkan hidupnya pada tenun, apalagi setelah suaminya kehilangan mata pencahariannya.
Gema Alam dan Sahabat Gema Alam NTB mengenalnya pertama kali saat memberikan pelayanan kesehatan keliling bersama dokter baik hati @eduardsyj . Sejak itu intervensi terus kami lakukan karena teryata dia termasuk ibu hamil resiko tinggi dari segi usia dan penyakit..
Kami terus mendampingi hingga melahirkan bayinya dengan selamat, membangun huntara setara dan saat ini membantu pemulihan ekonominya.
Amaq Nadia bercerita bahwa untuk kain Londong yang biasa dipergunakan untuk bersarung atau berselimut, proses pengerjaannya membutuhkan waktu 1 bulan. Sementara untuk Selendang Lebar diperlukan waktu sekitar 1 minggu. Sarung dan selendang tersebut adalah karya Inaq Nadya dan Papuq (nenek).
Bagi keluarga Inaq dan Amaq Nadia, saat ini tenun menjadi usaha utamanya karena mata pencaharian Amaq Nadia yang biasanya menjadi porter wisata Gunung Rinjani terpaksa terhenti semenjak Gempa Lombok.