Koalisi Peduli Sampah ( KPS) yang terdiri dari Gerakan Masyarakat Cinta Alam (Gema Alam) NTB, Organisasi Mahasiswa dan Pemuda Pencinta Alam (Oasistala)  Lotim dan Seniman Balsem Untuk Indonesia (SBUI)  menggunakan momentum Hari Peduli Sampah Nasional yang jatuh pada tanggal 21 Februari untuk mengunggah semua elemen mengetahui, perduli dan bertindak terhadap persoalan sampah, terutama samapah an-organik.

Pada hari Rabu-Kamis, 27-28 Februari 2019 berlokasi di halaman kantor Gema Alam NTB yang beralamat di Jalan Baiduri II No.16 BTN Lendnag Bedurik Selong Kabupaten Lombok Timur, KPS mengorganisir Kelompok Pencinta Alam (KPA), komunitas dampingan Gema Alam, seniman, masyarakat komplek BTN, kelompok pemuda dan pemerintah dalam sebuah kegiatan yang bertemakan “Trash Art Project 2019”. Bentuk acara dalam kegiatan yang mengkombinasikan metode pembelajaran berkelanjutan untuk menghasilkan karya nyata dengan seni ini, antara lain:

Hari pertama, Rabu, 27 Februari 2019, 20 seniman mempresentasikan dan mendiskusikan karya mereka terkait dengan sampah.

Hari kedua, Kamis, 28 Februari 2019:

  1. Memberikan pengetahuan melalui pemaparan dan diskusi dengan tema penerapan konsep pengurangan sampah yang diberikan oleh Kepala Seksi (KASI) Pelayanan Kebersihan dan Pengelolaan Sampah yakni Mawan Syahalam dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Lombok Timur;
  2. Memberikan keterampilan melalui praktik pengolahan sampah dalam bentuk ecobrik dan kriya yang diberikan oleh Rijalul Fikri dan Muhammad Amin;
  3. Melakukan refleksi pemahaman melalui panggung seni, peserta menuangkan pemahamannya dalam bentuk karya seni ( puisi, musik, lukisan, teater);
  4. Membuat rencana tindak lanjut (RTL) yang akan menghasilkan perencanaan masing-masing organisasi terkait dengan pengelolaan sampah an-organik di wilayah masing-masing.

Rangkaian acara dalam kegiatan Trash Art Project 2019 ini menghasilkan baseline katalog yang berisi pandangan seniman tentang sampah yang tertuang dalam bentuk karya seni dan akan menghasilkan katalog kedua yang berisi hasil aksi dari perencanaan peserta. Untuk selanjutnya akan menjadi buku pembelajaran tentang pengelolaan sampah menggunakan metode Riset Aksi dengan melibatkan semua individu termasuk seniman.

Hasil dari alur proses kegiatan Trash Art:

 

  1. Sambutan dan pembukaan oleh Dinas LHK : Adanya dukungan dari pemerintah kabupaten untuk insiatif Koalisi Peduli Sampah (KPS) terkait dengan Kelas pengelolaan sampah. Jika ingin mendapatkan modal dalam menjalankan Kelas Pengelolaan Sampah maka bisa mengajukan proposal ke dinas LHK provinsi dan jika ingin menjual maka ada bank sampah induk yang akan mengakomodir. Pak Kasi juga menyampaikan bahwa ada komunitas yang dibentuk di kampungnya, komunitas anak putus sekolah yang bisa melanjutkan sekolah melalui pengelolaan sampah;
  2. Peserta memahami perjalanan selama satu Hari Peringatan Peduli Sampah Nasional;
  3. Peserta memahami dan memiliki keterampilan mengolah sampah an-organik;
  4. Tampilnya karya-karya senimana terkait dengan perspektif soal sampah;
  5. Tersusunnya RTL dari semua perwakilan peserta yang akan dijalankan di wilayah masing-masing.

“PERSOALAN SAMPAH BUKAN HANYA MENJADI TANGGUNG JAWAB DINAS LHK DAN ORANG YANG MENYEBUT DIRINYA AKTIVIS LINGKUNGAN TAPI MENJADI TANGGUNG JAWAB SETIAP INDIVIDU YANG MENUMPANG HIDUP DI BUMI INI”.

  

SALAM KOALISI PEDULI SAMPAH

NB:

Baseline katalog bisa diunduh di website: www.gemaalamntb.org

Kegiatan Trash Art menganjurkan peserta membawa botol minum sendiri dan panitia menyediakan galon untuk mengurangi penggunaan air mineral gelas yang akan menghasilkan sampah. Panitia juga mengguakan daun pisang untuk mengurangi sampah kertas/bungkus nasi.