Saat memberikan pengantar, Muhammad Juaini selaku koordinator mengungkapkan, “Semoga upaya yang kita lakukan saat ini dapat memantik upaya berikutnya secara bersama untuk bangkit menjadi perempuan yang berdaya”.

Konsorsium Adara NTB (Gema Alam NTB dan LBH Apik NTB), melalui program I WIL concern melakukan upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan. Upaya sistematis yang tengah memasuki tahun ke-5 program I WIL ini meliputi pencegahan, penanganan dan pemulihan.

Spesialis GBV Konsorsium Adara, Ardian Febrianto, SH. merincikan upaya dimaksud, diantaranya:

  1. Pencegahan :
  2. Sosialisasi GBV melalui pertemuan rutin/diskusi regular bersama tokoh dan perempuan. Penyusunan Perdes Perlindungan Perempuan dan Anak;
  3. Pelibatan Laki-Laki Baru;
  4. Menjalankan strategi influencing pelibatan tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat;
  5. Media kampanye.
  6. Penanganan:
  7. Pembentukan posko layanan;
  8. Penyusunan SOP penanganan kasus;
  9. Pendampingan kasus hingga ke pengadilan dan/atau mediasi;
  10. Pembentukan paralegal yang beranggotakan para tokoh dan perempuan.
  11. Pemulihan:
  12. Kerjasama dengan UPTD PPA, Rumah Aman, psikiater;
  13. Diskusi bulanan untuk melakukan konseling dan penguatan ekonomi.

Melalui pertemuan bulanan pertama ini, kita berharap untuk bisa saling menguatkan dan memulihkan kondisi menjadi lebih baik. Oleh sebab itu, pertemuan ini dilakukan dengan memberikan konseling. Membuka pemahaman tentang bentuk-bentuk kekerasan yang dialami perempuan serta kesulitan bertumpuk yang dihadapi perempuan korban kekerasan.

Surya Jaya yang terbiasa memberikan konseling di LBH Apik dan MEAL di Konsorsium bertindak memberikan konseling dengan mengajak penyintas untuk:

  1. Menggali harapan dengan menulisnya di selembar kertas.
  2. Mengeluarkan kejadian-kejadian buruk yang membuatnya terpuruk dari pikirannya.  
  3. Mengingat kembali kejadian yang paling membuat bahagia dan tidak ingin melupakannya.

Adapaun beberapa tutur dari penyintas  

“ Ketika status saya menjadi jelas (tidak digantung lagi)”

“Bisa membangun rumah untuk orang tua dan anak”

“Bangga bisa menyekolahkan anak saya walaupun tanpa bantuan dari mantan suami, sejak kelas 2 SD. Bahkan dia bisa mengaji dan azan dengan suara yang bagus”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *