Dusun Batu Jong Desa Bilok Petung Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur adalah wilayah paling ujung kecamatan Sembalun yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Sambelia. Jarak tempuh dari pusat kecamatan ke dusun ini sekitar 42 menit. Dusun yang terletak di atas bukit ini terdiri dari dua Rukun Tetangga (RT). Jumlah penduduknya 56 KK kurang lebih terdiri dari 160 jiwa. Mata pencaharian masyarakat 70 % sebagai petani mete, 30 % sebagai buruh tani, TKI/TKW dan transmigrasi. Sebelum gempa, harga jual biji mete Rp. 16.000/kg yang dijual ke pengepul, namun setelah gempa dan karena hujan tidak pernah turun, petani gagal panen. Luas lahan yang dimiliki oleh petani berkisar antara 25 are – 4 Ha, tapi hanya 4 orang yang memiliki lahan perkebunan mete seluas 4 Ha. Jika hujan turun pada musim normal, maka pada bulan Agustus setiap tahun petani mulai panen jambu mete. Saat ini masyarakat Batu Jong hanya menunggu sumbangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Politik, Sosial dan Budaya di Dusun Terpencil

Struktur pemerintahan dikepalai oleh kepala dusun (kadus) yang bernama Ramapati, 37 tahun. Ketua RT I bernama Samsul dan RT II bernama Samsudin. Ada kader posyandu berjumlah 5 orang perempuan, tokoh agama 1 orang bernama Amaq Hairuman, tokoh adat 2 orang bernama Amaq Rus dan Amaq Nasri. Musyawarah biasanya dilakukan oleh masyarakat jika berkaitan dengan acara keagamaan seperti Isra’ Mi’Raj, Maulid Nabi dan acara begawe (kenduri) untuk pernikahan, aqikah dan sunatan termasuk jika ada pembangunan fasilitas publik. Tapi tidak dilakukan untuk hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan dan pengembangan kualitas kehidupan dan penghidupan masyarakat. Unsur yang biasa hadir pada pertemuan adalah kadus, ketua RT, 2 orang perempuan kader posyandu dan tokoh masyarakat. Pertemuan di luar dusun biasanya dihadiri adalah kepala dusun dan Musniati (26 tahun), salah satu kader posyandu dan juga satu-satunya guru yang mengajar di SD Filial. “Semangat gotong royong di dusun ini masih tinggi,” ungkap kepala dusun yang diamini oleh warganya, apalagi untuk kepentingan bersama seperti sekolah atau yang berkaitan dengan adat. Di Batu Jong masih terdapat ritual adat yang masih kuat dipegang, seperti acara berosokan – mengikir gigi calon pengantin, menggunakan pupuran atau membalur seluruh tubuh dengan kunyit calon pengantin. Ada juga acara nyelametang aiq dengan memotong kerbau, dipercaya agar air yang masuk ke wilayah dusun tetap besar. Acara keagamaan juga biasanya diadakan besar-besaran dan mengundang ustadz dari luar. Selama ini tidak pernah diadakan acara pengajian selain saat peringatan hari besar Islam. Posisi geografis dusun yang sangat terpencil, jauh dari pusat kecamatan Sembalun dengan akses jalan yang sempit, terjal dan berkelok dan minimnya kesadaran masyarakat akan pendidikan membuat hanya ada 3 orang yang menempuh pendidikan sampai jenjang S1, 1 perempuan dan 2 laki-laki, 2 orang laki-laki tamat SMU, sisanya tamat SMP dan SD. Angka buta hurup di dusun ini mencapai 70% perempuan.

 Kondisi Pendidikan

Hanya ada 1 sekolah filial saat ini dengan jumlah murid 18 orang, yang terdiri dari:

  1. Kelas dua : 1 orang laki-laki dan 1 orang perempuan;
  2. Kelas empat : 3 orang laki-laki dan 1 orang perempuan;
  3. Kelas lima : 4 orang laki-laki dan 3 orang perempuan; dan
  4. Kelas enam : 5 orang laki-laki.

Bangunan fisik SD filial sebelum dihancurkan oleh gempa pertama pada tanggal 29 Juli 2018 terdiri dari 1 ruangan berukuran sekitar 10 x 4 meter. Setelah gempa, siswa belajar di bawah atap terpal, dinding bedeg dan beralaskan tanah. Rabiatul Adawiyah, murid kelas 5 yang sempat ikut berbincang dengan kadus, guru dan wali murid tiba-tiba nyeletuk, “Tapi sekolah kita panas biar masih pagi”. Ibu Mus yang merupakan satu-satunya guru juga mengatakan jika sudah mulai mata pelajaran kedua, sekitar jam 09.45 wita, murid diajak belajar di bawah pohon mete atau berugaq yang ada di dekat sekolah. Sebelum gempa, ada dua orang guru yang mengajar. Tapi sejak gempa satu orang guru ditarik ke sekolah induk, SDN 3 Bilok Petung yang berlokasi di Dusun Kokok Puteq, karena kekurangan guru. Maka sejak gempa hingga saat ini hanya Ibu Mus yang mengajar. Cara belajar disiasati dengan cara jam pelajaran pertama guru menerangkan pelajaran di kelas 5 dan 6, sementara kelas 2 dan 4 diberikan catatan, dan sebaliknya. Atas jasanya ini, Ibu Mus memperoleh insentif sebesar Rp. 550.000 per 3 bulan. Menurut penuturan Ibu Mus, kepala sekolahnya tidak pernah datang ke SD Filial Batu Jong, dan setelah gempa datang hanya sekali setelah gempa kedua yaitu pada tanggal 5 Agustus 2018. Sebenarnya, pihak sekolah memiliki rencana untuk merehabilitasi bangunan sekolah yang hancur, tapi belum dapat direalisasikan karena belum adanya kesepakatan terkait ongkos tukang. Menurut tukang bangunan yang juga ikut berbincang di berugaq kepala dusun, biaya rehabilitasi sekolah yang disedikan sebesar Rp 45.000.000. Dari jumlah dana tersebut, pihak sekolah mengalokasikan ongkos tukang sebesar Rp 10.000.000. tapi tukang meminta bayaran Rp 15.000.000.

Sekolah darurat saat ini

Sekolah yang tembok belakngnya hancur dan retak2 di bagian atas

Saat Tim Gema Alam datang pada hari Selasa (16/10) yang lalu dan kembali pada hari Kamis (1/11), sedang ada pembangunan ruangan untuk PAUD dari dana APBN, dengan batas waktu pengerjaan akhir bulan November 2018. Hajatannya, selain untuk PAUD juga dapat digunakan untuk proses belajar mengajar SD Filial. Bangunan PAUD ini berukuran 6 x 8 meter.

Menurut pandangan kepala dusun, Ibu Mus dan beberapa wali murid terkait sekolah sementara yang ditawarkan oleh Tim Gema Alam, mereka sangat bersyukur dan ini memang sangat dibutuhkan. Bahkan mereka sepakat untuk bergotong royong jika ini jadi dibangun. Biasanya, jika sudah ada bahan dari luar/bantuan, kepala dusun hanya tinggal mengumumkan dari corong masjid dan warga masyarakat akan keluar berpartisipasi. Tapi jika ingin membangun fasilitas tertentu yang bahannya belum ada atau bukan dari adanya bantuan, selalu diawali dengan bermusyawarah.

 

Sumber yang diwawancarai:

  1. Kadus Batu Jong
  2. Guru SD filial
  3. Murid SD filial
  4. Ketua RT 02
  5. Wali murid

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *