Oxfam dan AKAPELA berkunjung ke desa Beririjarak dalam rangkaian monitoring dan asistensi terhadap komunitas dampingan Gema Alam pada program I-WIL yang dilaksanakan oleh Konsorsium ADARA. Kunjungan tersebut dilakukan pada komunitas Gapura yang saat ini masih konsisten membangun usaha kelompok dengan brand Kopi Rau. Bertempat di rumah anggota Gapura yaitu Sopian Hadi yang ditemani oleh beberapa anggota Gapura yang lain menceritakan pengalaman mereka dalam melakukan pengorganisasian sejak tahun 2013. Selain dari OXFAM dan AKAPELA juga ada Gema Alam yang Bersama – sama melakukan asistensi program ini. Dalam cerita pengalaman Gapura, awalnya pemuda tidak pernah dilibatkan dalam proses pembangunan di desa oleh pemerintah desa setempat. Sementara potensi – potensi desa yang ada tidak tergarap maksimal, sehingga masih banyaknya masyarakat desa yang miskin.

Melalui proses pengorganisasian dengan metode sekolah rakyat (SEKRA), Gema Alam mengajak masyarakat terutama pemuda untuk melihat dan menyadari bahwa ada persoalan dan juga potensi yang mereka miliki di desa. selama bertahun – tahun dalam balutan pengorganisasian melalui peningkatan kapasitas yang terus diberikan, kampanye mengenai pentingnya pelibatan  anak muda dalam pembangunan dan advokasi untuk mengelola potensi desa yaitu Gawar Gong (Hutan Gong) membuahkan hasil.

Sehingga, sejak tahun 2016 sampai saat ini GAPURA mampu menunjukkan eksistensinya di desa  dan keterlibatan mereka dalam pembangunan  desa memberikan dampak baik bagi masyarakat desa. Adapun hal – hal baik yang sudah dilakukan oleh GAPURA sampai dengan hari ini adalah;

  1. Mengelola Gawar Gong sebagai pusat pendidikan dan rekreasi yang bekerjasama dengan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Rinjani Timur dengan skema kemitraan kehutanan;
  2. Mengolah kopi lokal desa dengan brand Kopi Rau yang sudah menjangkau pasar sampai ke luar negeri;
  3. Menggelar festival budaya sebagai upaya dalam melestarikan warisan budaya dan sebagai upaya dalam mengorganisir masyarakat;
  4. Menggelar festival matak pade rau untuk mengangkat kembali potensi beras merah yang sudah lama ditinggalkan oleh masyarakat, terutama petani;
  5. Mendirikan badan usaha sendiri untuk mendukung gerakan dan perjuangan GAPURA;
  6. Bekerjasama dengan petani kopi untuk terus menjaga ketersediaan bahan produksi kopi rau.

Berkat konsistensi mereka dalam mengolah potensi lokal di desa yaitu kopi, akhirnya pada tahun 2018 yang lalu mereka mendapatkan bantuan alat roasting kopi dari Dinas Perindustrian Provinsi NTB. Hal ini membuat GAPURA semakin semangat untuk terus melakukan hal baik demi perubahan yang lebih baik bagi masyarakat desa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *