Indonesia, negara kita tercinta sedang tidak baik-baik saja, September 2019 menjadi bulan kelabu bagi kita semua. Pembakaran hutan di Riau, Jambi dan daerah lain di Sumatera, Kalimantan, dan daerah lainnya memberikan pilu, derita dan kemarahan rakyat Indonesia. Berdasarkan hasil analisis Citra Satelit Lansat TM 8 oleh Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi, hingga Ahad, 22 September 2019  tercatat 47.510 hektare lebih kawasan hutan dan lahan di Jambi yang terbakar. “Dari luasan itu, lebih dari separo, tepatnya 28.889 hektare berada di kawasan gambut. Luas lahan yang terbakar ini menyumbang kabut asap dan partikel debu yang membahayakan kesehatan manusia,” kata Direktur KKI Warsi Rudy Syaf..
Pembakaran hutan ini berdampak langsung pada semua sektor kehidupan; ekonomi, sosial, ekologi, pertanian dan perkebunan, jasa dan lainnya. Dr. Suwondo MS menjelaskan, asap telah berdampak negatif terhadap kehidupan flora dan fauna. Semakin halus partikel yang masuk dalam sistem pernapasan saat menghirup asap, maka akan makin berbahaya bagi manusia dan hewan (hidup di darat) sebab sistem jantung dan paru-parunya bersentuhan langsung dengan udara yang terpapar asap itu.”Asap yang bersumber dari kebakaran hutan dan lahan itu mengandung sejumlah komposisi kimia, dan udara otomatis mengalami perubahan, kadar CO (karbon monoksida) makin tinggi karena pembakaran yang makin tinggi”.  Kondisi ini membuat penduduk menderita ISPA. Jumlah penderita ISPA di Riau akibat asap KARHUTLA mencapai 275.793 orang (https://nasional.kompas.com/read/2019/09/23/17522721/hampir-satu-juta-orang-menderita-ispa-akibat-kebakaran-hutan-dan-lahan).

Selain kebakaran hutan, Ambon Maluku juga diguncang oleh bencana alam gempa bermagnitudo 6,8 pada Kamis (26/9/2019).

BMKG mencatat, hingga Senin pukul 15.00 WIT telah terjadi sebanyak 725 kali gempa bumi susulan setelah gempa pertama dan 81 kali di antaranya dirasakan oleh warga. Korban jiwa 30 orang dan 156 orang luka-luka, kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo.

Saudara kita sedang mengalami derita dan bumi memberontak. Alam memberikan tanda yang seharusnya menjadi tanda untuk menyalakan empati kita bersama. Kami di Lombok pernah merasakan amukan bumi dan menjadi penyintas gempa. Kondisi inilah yang menjadi landasan kami, Gema Alam NTB, berinisiatif menggerakan semua pihak agar menoleh dan membantu sesama melalui penggalangan dana publik dengan cara yang dapat kami lakukan. Gema Alam NTB adalah sebuah lembaga sosial yang bergerak dalam isu pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan. Lembaga yang berdomisili di Kabupaten Lombok Timur ini didirikan pada tahun 2004 oleh Muhammad Juaini (Wenn) yang gelisah melihat kondisi lingkungan dan perilaku manusia. Visi kami adalah terwujudnya tata kelola sumber daya alam dan lingkungan secara baik, adil, setara dan berkelanjutan untuk kemaslahatan umat. Untuk mencapai visi tersebut, Gema Alam menjalankan strategi pengorganisasian masyarakat, peningkatan kapasitas, melakukan advokasi dari level desa hingga nasional dan kampanye dengan media melewati ajang kesenian, media sosial, eletronik dan media massa. Pimpinan Gema Alam untuk periode tahun 2019-2024 adalah seorang perempuan bernama Haiziah Gazali, sekarang tengah menduduki jabatan sebagai ketua untuk kedua kalinya. Saat ini Gema Alam fokus mendampingi 3 (tiga) desa yakni Jurit Baru, Pringgasela Selatan dan Beririjarak untuk memperkuat masyarakat agar mampu mengelola sumber daya alam dan potensi desa berbasis masyarakat dan ekologis. Pengalaman Gema Alam NTB  dalam menggalang dana publik dimulai sejak merespon gempa Lombok pada Juli 2018, dari penggalangan dana yang dibantu oleh Leya Cattleya, salah seorang supervisor Sahabat Gema Alam. Kami telah membangun 55 unit Huntara di Sembalun Bumbung, Sembalun Lawang, Sembalun, Bilok Petung, Beririjarak dan Sapit, juga melakukan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis, pemeriksaan USG, melakukan konseling dan pendampingan psikososial bersama Psykolog, memberikan bantuan logistik, melakukan pemulihan ekonomi penyintas melalui event dan promosi via media sosial.

Kali ini, kami melakukan penggalangan dana publik dengan cara menjual produk komunitas dampingan Gema Alam berupa tenun dan kopi, dimana keuntungan dari penjualan disumbangkan. Penjualan tenun second milik pribadi yang semua hasil penjualanya disumbangkan. Selain itu, ada juga yang menyumbang dalam bentuk uang dan lukisan. Penggalangan dana ini kami lakukan sejak tanggal 22 September 2019 melalui media sosial FB Zicko ( Haiziah  Gazali) dan IG Inaq Zicko.

 

No Nama Asal Produk Pemilik Barang/produk
1 Vera Asmita Padang 4 buah pasmina Haiziah Gazali (Gema Alam ) NTB
2 Tati Krisnawati Jakarta 1 buah kain tenun Haiziah Gazali ( Gema Alam ) NTB
3 M.Wafirulloh Beririjarak 1 buah pasmina Haiziah Gazali ( Gema Alam ) NTB
4 Mia Kartawisastro Banten 1 buah pasmina Kelompok Nine Penenun (KNP)
5 Leya Cattleya dkk Magelang Rita Fadilah 2 pasmina alam dan 3 rerempek.

Kelompok Nine Penenun (KNP) Desa Pringgasela Selatan
6 Penti Haerani Sukamulia Sumbangan uang Penti Haerani
7 Ida Tina Jakarta 1 kain sembalun

 

1 kain warna alam

Koperasi Hijau

 

KNP

8 Karina wid Jakarta Pasmina second Haiziah Gazali (Gema Alam) NTB
9 Dini Anitasari Jakarta 1 Rerempek dan 2 syal Sembalun Koperasi Hijau Gema Alam
10 Dr. Risa Rispiandi Bandung 2 kilo kopi Gerakan Pemuda Untuk Perubahan (Gapura) Desa Beririjarak Lombok Timur
11 Agung Penabulu Jakarta 1 kilo kopi Koperasi Hijau GA
12 Leya Cattleya Magelang 3 Kain,pewarna lam

6 pasmina alam dan 5 pasmina sintetik

7 rerempek.

 

4 kain tenun sembalun

 

KNP

 

 

 

 

Koperasi Hijau

13 Milita Priyatna Utami Lombok Tengah 1 syal Sembalun Koperasi Hijau
TOTAL DONASI YANG TERKUMPUL Rp 6. 282.000

Senin, 7 Oktober 2019, donasi yang terkumpul sudah kami kirimkan ke dua lokasi yakni Jambi dan Ambon, melalui :

  1. Bapak Ade Candra ( Warsi) dengan nomor rekening BNI 0098786634 sejumlah Rp 3.141.000
  2. Mama Othepatthy dengan nomor rekening BRI 001-01-009607-53-2 sejumlah Rp 3.141.000

Semoga donasi yang jumlahnya tidak seberapa ini, mampu memberikan kontribusi bagi saudara kita yang sedang mengalami bencana. Terimakasih kepada semua yang telah ikhlas menyumbangkan sebagian rezekinya untuk didonasika.

Salam hangat dari Gema Alam untuk semua Sahabat Gema Alam NTB

Ttd

Haiziah Gazali (Ketua Gema Alam)